Sesi Pemotretan Pre-Wedding Arisandy Joan Hardiputra & Epi Friezta Dewi Hasibuan

Sabtu, 16 Februari 2013. Bahkan mentari belum juga menampakkan diri saat alarm di ponsel saya melantunkan lagu Lost-nya Michael Buble. Sambil menahan kantuk dan juga rasa dongkol karena tidur pulas harus terganggu oleh alarm ponsel sialan, saya menyentuh tombol Snooze di layar ponsel yang menunjukkan pukul 05.30 WIB. Paling tidak saya masih bisa menikmati sepuluh menit waktu tambahan untuk kembali berharap mendapatkan tidur pulas. Tapi memang pagi itu harga diri saya bukan saja terampas oleh alarm ponsel sialan, tapi juga oleh suara nada dering yang melantunkan Mr. Saxobeat-nya Alexandra Stan. Lagu bergenre techno-dance ini biasanya bisa membuat saya ceria, namun pagi ini malah membuat saya ingin menenggelamkan ponsel di gelas penuh air yang saya letak di sebelah tempat tidur. Ya, seandainya saja bukan pasangan yang menelepon, mungkin pagi itu akhir riwayat dari Samsung Galaxy I-551. Suara cerewet di ujung telepon menyolot, "Hei, Wak Uteh, udah bangun belum?"

Ya ampun, sampai detik ini saya masih belum tahu arti dari Wak Uteh.
"Hah? Udah... hoaahhmm!!!" jawab saya asal sambil menguap.
"Pulang kopdar jam berapa semalam?"
"Jam 2."
"Heh, katanya paling lama balik jam 12?!"
"............. (dalam hati: sialan, salah ngomong nih)."
"Cepetan mandi yo, udah jam segini."
"Bah, baru juga jam segini!"
"Maksudnya, kalo cepat biar sempat sarapan di rumah."
"He...eh."
"Beneran lho, jangan tidur lagi ya?!"
"He...eh."

Setelah menutup telepon, saya memejamkan mata, berharap untuk masih bisa memperoleh harga diri saya yang masih tersisa, namun lagi-lagi suara bising alarm ponsel kembali membahana. Oke, saya menyerah. Sambil menahan kantuk, emosi, dan rasa dongkol, saya menyalakan lampu kamar, mengambil sepasang dumbbell dan mulai berlatih angkat beban sebelum bergegas mandi.

Hari itu saya dan pasangan dijadwalkan untuk mengikuti sesi pengambilan gambar pre-wedding di Royal Sumatra Golf & Country Club, Kota Medan. Ada tiga konsep/tema pre-wedding yang kami rencanakan: Formal; balap/touring Kawasaki Ninja; dan BONEK-PERSEBAYA. Ketiganya mewakili hobi sekaligus karakter saya. Untuk event organizer dan photographer, kami menggunakan jasa JM Studio yang kebetulan masih kenalan keluarga pasangan saya.

Pukul 08.00 WIB kami tiba di rumah Bang Kocu—fotografer—untuk mempersiapkan segala keperluan, termasuk mendandani pasangan saya. Kami memilih konsep formal di urutan pertama karena mengingat pasangan mengenakan kebaya dan hijab. Akan lebih mudah jika mengenakan kebaya dari rumah, bukan di lokasi pengambilan gambar. Sejam kemudian, kami bergegas menuju ke lokasi pengambilan gambar, pasangan saya menumpang mobil bersama tim fotografer, sedangkan saya riding motor Kawasaki Ninja 150R EVILution kesayangan.

Setibanya di lokasi, saya bergegas berganti pakaian dengan setelan jas formal, lengkap dengan dasinya. Lokasi pengambilan gambar pertama cukup unik, ada padang golf dan danau yang terbentang. Kami mengambil gambar di pinggiran danau dengan berbagai macam gaya. Namun karena saya tidak biasa difoto, jadi sulit mengatur mimik dan ekspresi, apalagi senyum yang disengaja. Ditambah lagi dengan udara yang panas dan hormon saya yang berlebihan membuat keringat terus mengucur, bahkan bedak yang digunakan untuk sekadar menutupi keringat saya juga tak berbekas lagi. Oke, saya akui, saya mengacaukan sesi pengambilan gambar. Berbeda dengan pasangan yang selalu bisa memperlihatkan senyum dan mimik wajah yang natural, juga sangat sulit menandingi pesona dan kecantikannya hari itu. Saya menghabiskan sebungkus tisu hanya untuk menyeka keringat dari wajah dan berkali-kali mencuci muka.

Arisandy Joan Hardiputra & Epi Friesta Dewi Hasibuan : Pre-wedding Jas Formal & Kebaya Hijab

Epi Friesta Dewi Hasibuan & Arisandy Joan Hardiputra : Pre-wedding Kebaya Hijab & Jas Formal

Arisandy Joan Hardiputra & Epi Friesta Dewi Hasibuan : Pre-wedding di Royal Sumatra


Pre-wedding Kebaya Hijab & Jas Formal, Epi Friesta Dewi Hasibuan & Arisandy Joan Hardiputra
Saya tak menyangka, proses pengambilan gambar pre-wedding akan memakan waktu yang cukup lama dan berpindah-pindah lokasi, serta berganti berbagai macam gaya dan pose. Untuk satu konsep formal saja, kami menghabiskan waktu tiga jam dan puluhan pengambilan gambar sebelum berganti ke konsep selanjutnya: balap/touring Kawasaki Ninja.

Arisandy Joan Hardiputra & Epi Friesta Dewi Hasibuan : Pre-wedding di Royal Sumatra

Di sesi kedua ini, saya mengenakan kostum touring lengkap, sedangkan pasangan mengenakan t-shirt Jorge Lorenzo—pebalap jagoan kami di ajang MotoGP—dengan motif logo Lorenzo's Land di bagian punggung dan nomor 99 ala Lorenzo di bagian depan. Saya sendiri membawa dua buah jaket untuk sesi kedua ini: jaket touring pribadi dan jaket Ninja Owners Club (NOC)—klub motor tempat saya bernaung. Di sesi kedua ini, saya menyertakan motor Kawasaki Ninja 150R EVILution  kesayangan karena sebagai bahan kenang-kenangan. Motor ini begitu berkesan untuk saya. Motor dan pasangan kesayangan berfoto bersama saya, kombinasi apa yang lebih indah dari ini?!

Epi Friesta Dewi Hasibuan & Cecen Core : Pre-wedding motor Kawasaki Ninja


Cecen Core & Epi Friesta Dewi Hasibuan : Pre-wedding Motor Kawasaki Ninja

Epi Friesta Dewi Hasibuan & Cecen Core : Pre-wedding Motor Kawasaki Ninja NOC MEDAN
Pre-wedding Motor Kawasaki Ninja Epi Friesta Dewi Hasibuan & Cecen Core

Sayangnya, di sesi kedua yang menjelang sore ini, cuaca kurang bersahabat. Hujan pun akhirnya mengguyur dan memaksa kami harus mengakhiri sesi pengambilan gambar di Royal Sumatra Golf & Country Club hari itu. Padahal masih ada satu lagi sesi pemotretan yang belum dijalani: Konsep BONEK-PERSEBAYA. Setelah sekitar sejam menunggu hujan yang tak kunjung reda, kami pun bergegas kembali ke rumah Bang Kocu di jalan Bajak II, Kota Medan.

Pukul 16.00 WIB, langit Kota Medan kembali cerah. Tak ada lagi air yang menetes dari langit. Saat itu kami memiliki dua opsi, melanjutkan sesi pemotretan sore itu juga sekaligus mengakhiri agenda pengambilan gambar, atau melanjutkan esok hari. Kamipun memilih untuk melanjutkan sesi hari itu juga, dengan pertimbangan sekalian capek dan selesai, juga esok malas jika harus kembali direpotkan dengan make-up dan dandanan pasangan saya yang lumayan menghabiskan waktu dan tentunya membuat saya bosan menunggu.

Sebenarnya, tujuan awal saya untuk sesi pemotretan berkonsep BONEK-PERSEBAYA adalah di Stadion Teladan, namun stadion masih dalam tahap renovasi. Pilihan kedua adalah Stadion Unimed, namun saya terkendala dengan contact persons karena saya mutasi kerja ke Banda Aceh, sehingga tak punya waktu untuk mem-booking stadion. Akhirnya, sore itu kami mencoba menuju ke lapangan sepak bola di daerah Marendal. Ternyata lapangan ini bagaikan kubangan lumpur dan becek, rumputnya tergenang air. Intinya, lapangan ini tak layak untuk dijadikan lokasi pemotretan pre-wedding. Setelah bingung mencari-cari lokasi, akhirnya saya mengusulkan untuk mengambil lokasi di halaman Gedung Keuangan Negara (GKN) Kota Medan, bekas tempat kerja saya sebelum mutasi ke Banda Aceh. Rumput bagus, lokasi sunyi, dan ada gawang berukuran sedang. Disini, saya dan rekan-rekan kerja yang lain biasa bermain sepak bola setiap hari Jumat pagi. Karena faktor kelelahan dan hari yang menjelang malam, tak perlu waktu lama untuk menyelesaikan sesi pemotretan. Sejam berlalu, setelah dirasa cukup, kamipun bergegas kembali ke rumah Bang Kocu untuk proses seleksi foto-foto yang akan dicetak. Ada sekitar seratusan foto digital yang harus kami pilah-pilah malam itu.

Pre-wedding konsep sepakbola : BONEK & BONITA PERSEBAYA 1927

Pre-wedding konsep sepakbola : BONEK & BONITA PERSEBAYA 1927

Pre-wedding konsep sepakbola : BONEK & BONITA PERSEBAYA 1927

Pre-wedding konsep sepakbola : BONEK & BONITA PERSEBAYA 1927
Pre-wedding konsep sepakbola : BONEK & BONITA PERSEBAYA 1927

Selesai proses seleksi, kami berdua pulang ke rumah pasangan. Karena tak sanggup lagi menahan lelah dan kantuk, sayapun tertidur pulas di rumah pasangan. Keluarga pasangan juga sepertinya mengerti dan malah menyiapkan kamar tidur untuk saya menginap malam itu. Ya ampun, tak menyangka hanya untuk mengambil foto pre-wedding saja harus memakan waktu setengah harian dan melelahkan. Padahal malam sebelumnya, saya begadang bareng rekan-rekan NOC MEDAN hingga pukul 2 pagi. Semoga hasilnya nanti sesuai dengan pengorbanan, bagus, dan tidak mengecewakan.

Sesi pemotretan pre-wedding telah usai, kini kami harus memfokuskan diri ke hal lain: menyusun daftar tamu dan mendistribusikan undangan. Doakan saja supaya semua persiapan pernikahan ini segera selesai dan resepsi berlangsung dengan sukses. Aamiin! Tak sabar rasanya ingin cepat-cepat berbulan madu.

================================================================

Catatan: Koleksi foto di atas adalah foto-foto konsep/mentah dari sesi pemotretan pre-wedding saya dan pasangan. Foto-foto pre-wedding yang telah jadi silakan lihat di bawah ini:


Foto pre-Wedding Arisandy Joan Hardiputra & Epi Friesta Dewi Hasibuan

Foto pre-Wedding I Arisandy Joan Hardiputra & Epi Friesta Dewi Hasibuan
Foto pre-Wedding II Arisandy Joan Hardiputra & Epi Friesta Dewi Hasibuan

Jika Anda memiliki akun di Facebook dan ada di daftar teman saya, silahkan klik tautan berikut untuk melihat koleksi foto pre-wedding saya dan pasangan:

Pre Wedding Saya & Pasangan


================================================================
Salam hangat,

Arisandy Joan Hardiputra
ARISANDY JOAN HARDIPUTRA

Komentar

  1. jgn lupa foto" bulan madu nya yah.. yg Hott getoh.. wkwkw

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ngehe, Om Uye!
      Jangankan foto, video pun rencana ada juga. Tapi buat konsumsi pribadi ya!

      Hapus
  2. Beuh... ga biasa di foto jare??? apalagi dgn senyum yg disengaja?? fitnah ikuuuu... ^_^

    BalasHapus
    Balasan
    1. Beneran lho. Kalo senyum manis & tulus, mas gak bisa. Kalo senyum gokil sih udah biasa.

      Hapus

Posting Komentar

Setiap bentuk penyalinan (copying) blog ini harus menyertakan link/URL asli dari Blog CECEN CORE.

Postingan populer dari blog ini

Hours: Film Terakhir Paul Walker yang Menginspirasi Ayah; Sebuah Resensi

Cerita Liburan Long Weekend di Kota Bandung Bersama Keluarga

Pengalaman Liburan ke Ancol dan Menginap di Discovery Hotel and Convention